Nightmare, Kanada

source:urbanlej
en

Kisah ini adalah kisah nyata dan merupakan salah satu miteri yang ada di Montreal, Quebec, Kanada. Sebuah rumah dibangun pada tahun 1805 sebagai tempat untuk menampung anak-anak yang bermasalah dengan prilakunya. Rumah ini lalu terbakar api setelah kedua orang anak menutupi bukti-bukti kejahatannya yang membunuh pemilik rumah ini dan istrinya.

Kedua anak itu lalu tertangkap dan pada masa itu hukuman gantung merupakan ganjaran bagi anak-anak yang melakukan kejahatan. Sejak itu rumah tersebut berganti-ganti pemilik dan terjadi serangkaian kejadian seperti kebakaran yang disengaja, pembunuhan, dan bunuh diri.

Pada tahun 1905, Paul Fortier membeli rumah itu. Dari apa yang Denise Fortier, istrinya dengar dari tetangga bahwa rumah tersebut pernah menjadi kejadian paling berdarah di sana, Denise berharap Paul mempertimbangkan sejarah dari rumah itu sebelum membeli. Setelah membelinya, sejak itu Denise khawatir akan rumah mereka. Walaupun diatelah mengunjungi pendeta dan memintanya untuk melakukan pemberkatan doa terhadap rumah mereka, namun pendeta itu malah menunjukan sikap tidak percaya.

Pada suatu malam, Denise lalu menyadari beberapa perubahan yang terjadi dari tingkah laku Paul. Dia minum banyak anggur dan suasana hatinya kerap berubah-ubah. Anak perempuan mereka, Giselle yang berusia 5 tahun merasakan sesuatu yang tidak benar dan meminta ibunya agar mereka bisa meninggalkan rumah itu segera.

Giselle bilang kepada ibunya bahwa dia sering sekali merasakan hawa dingin ketika berada di ranjangnya walau saat itu cuaca sangat panas. Dia meyakini ketakutan yang dialami Denise namun kata-kata terakhir yang selalu dikatakan kepada putrinya adalah, "itu hanya sebuah mimpi burukmu."

Suatu hari di tengah malam, putrinya terbangun dan mulai merasa sesak nafas akan bau asap, awalnya dia ragu apakah sedang bermimpi atau sudah bangun karena dia tak melihat api dan asap yang mengeluarkan bau di kamarnya. Dalam sekejap, dia menyadari suasana kamarnya telah berubah setelah melihat di sekeliling. Kertas di dinding yang menjadi latar belakang kamarnya menjadi sangat tua dan beberapa mengelupas dari dindingnya. Karpet miliknya menjadi tipis dan rusak. Perabotan di dalam kamarnya juga terlihat kuno dan sarang laba-laba terlihat dimana-mana. Ketakutan seraya berteriak, Giselle melompat dari tempat tidurnya dan berlari menuju kamar orang tuanya.

Dinding dan langit-langit lalu terlihat berkobar-kobar oleh api. Setibanya dirinya di kamar orangtuanya, Giselle menemukan tubuh ayahnya terbaring di dekat ranjang dengan sebuah gunting yang menusuk ke tenggorokannya. Masuk lebih dalam, dia melihat ibunya diatas tempat tidur sedang melawan dua anak laki-laki bersosok hitam dan tanpa pakaian. Bibir Giselle terbuka lebar, terperangah ketakutan melihat kedua sosok hitam itu sedang memukuli ibunya.

Sosok dari anak-anak itu lebih besar darinya dan tampaknya sangat mengerikan sehingga membuatnya ketakutan. Beberapa menit kemudian, para tetangga yang tinggal disebelah rumahnya mendengar teriakan-teriakan dari luar rumah mereka. Giselle-lah yang mengetuk-ngetuk pintu depan rumah mereka. Ketika membuka pintu, mereka menemukan gadis kecil itu sedang berdiri di sana.

FotoDia menangis dan mengoceh tak jelas, tangannya terus menunjuk-nunjuk ke rumahnya. Ketika mereka melihat ke luar pekarangan mereka, rumah gadis itu tengah terbakar. Mereka segera menghubungi pemadam kebakaran, dimana mereka datang beberapa menit kemudian untuk memadamkan api di rumahnya. Sayangnya, kebanyakan dari rumah itu telah terbakar dan beberapa perabotan telah rusak, mereka juga menemukan tubuh yang hangus dari orangtua gadis malang itu. Ibunya selamat namun mengalami luka parah.

Ketika polisi akhirnya tiba dan menyelidiki kejadian yang terjadi di rumah keluarga Fortier, mereka tak mempercayai cerita Giselle dan menyimpulkan bahwa ceritanya murni fantasi belaka dan menganggap ada pertengkaran yang sangat buruk dalam keluarganya sehingga ibunya membunuh ayahnya dalam upaya membela diri. Mereka berpendapat Giselle mengatakan itu karena sedang tertekan. Pertengkaran itu membuat dia berimajinasi dalam pikirannya, lagipula dia masih berusia 5 tahun.

Itu adalah teori yang bagi Denise tidak bisa yakini ataupun menyangkalnya. Namun ketika mereka melakukan riset terhadap sejarah rumah tersebut, mereka menemukan bukti bahwa dulunya rumah itu adalah sekolah dari anak-anak berkulit hitam. Anak-anak itu dulunya diperlakukan sangat buruk oleh pemilik sekolah dan entah mengapa sekolah itu akhirnya di tutup dan rumah itu dijadikan hunian. Ibu Giselle yang mengalami luka parah kemudian dirujuk ke rumah sakit dimana akhirnya dia meninggal tiga bulan kemudian disitu.

Giselle lalu diasuh oleh kakeknya yang berada di Seattle,Amerika Serikat. Karena rasa takut dan kisah-kisah penampakan hantu yang ada dari rumah tersebut, rumah keluarga Fortier lalu tak pernah lagi ditempati. Rumah hantu itu kemudian terbakar hingga rata dengan tanah pada tahun 1906.

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Nightmare, Kanada"